ada yang besar, yang kecil juga...
2:50 PMnama besar. modal besar. pengin bikin apapun tak menjadi masalah. sementara yang modalnya kecil hanya duduk ikut menonton. keadaan kontras seperti ini saya lihat kemarin di pasar agung depok...
sebuah merek susu yang kondang sedang berpromosi. di embel-embel-i 'fair' segala. sebuah panggung (rendah) kecil dengan dua orang pembawa acara terus-menerus meneriakkan promo berhadiah barang-barang elektronik. cukup belanja dua puluh lima ribu rupiah bapak dan ibu berkesempatan memenangkan dvd player, tv dan lain-lain. kebetulan, saat itu, ada seorang ibu yang beruntung mendapatkan dvd player. senang bukan kepalang si ibu, untungnya ia tak pingsan ketika disebutkan mendapatkan hadiah itu. bukan cuma teriak-teriak lewat pengeras suara berdaya besar, para pengunjung pasar pun dihibur dengan organ tunggal dan penyanyi dangdut.
sementara di bawah tangga, satu keluarga minus bapak, menjajakan mainan sayang anak bola-bola sabun. tak ada speaker. apalagi organ tunggal. teriak pun tidak. sang bocah (awalnya saya kira seorang pembeli mainan itu) asyik meniup-niup membuat bulatan sabun. si ibu juga tak bersuara. tidak juga menawarkan dagangannya kepada para calon pembeli yang lalu lalang di situ.
ia bagaikan dagang tak berdagang. pasrah? entahlah. barangkali dalam benaknya, kalau memang orang mau membeli ya pasti membeli. ditawar-tawarkan tapi gak mau beli kan percuma juga. mungkin ada benarnya, karena dilihat dari dagangannya sudah banyak yang berkurang dari tempat gantungannya.
dan, di seberangnya dua wanita muda terus berteriak...
sebuah merek susu yang kondang sedang berpromosi. di embel-embel-i 'fair' segala. sebuah panggung (rendah) kecil dengan dua orang pembawa acara terus-menerus meneriakkan promo berhadiah barang-barang elektronik. cukup belanja dua puluh lima ribu rupiah bapak dan ibu berkesempatan memenangkan dvd player, tv dan lain-lain. kebetulan, saat itu, ada seorang ibu yang beruntung mendapatkan dvd player. senang bukan kepalang si ibu, untungnya ia tak pingsan ketika disebutkan mendapatkan hadiah itu. bukan cuma teriak-teriak lewat pengeras suara berdaya besar, para pengunjung pasar pun dihibur dengan organ tunggal dan penyanyi dangdut.
sementara di bawah tangga, satu keluarga minus bapak, menjajakan mainan sayang anak bola-bola sabun. tak ada speaker. apalagi organ tunggal. teriak pun tidak. sang bocah (awalnya saya kira seorang pembeli mainan itu) asyik meniup-niup membuat bulatan sabun. si ibu juga tak bersuara. tidak juga menawarkan dagangannya kepada para calon pembeli yang lalu lalang di situ.
ia bagaikan dagang tak berdagang. pasrah? entahlah. barangkali dalam benaknya, kalau memang orang mau membeli ya pasti membeli. ditawar-tawarkan tapi gak mau beli kan percuma juga. mungkin ada benarnya, karena dilihat dari dagangannya sudah banyak yang berkurang dari tempat gantungannya.
dan, di seberangnya dua wanita muda terus berteriak...
0 komentar