roker juga manusia...

5:27 PM

naik kereta api... tut... tut... tut... siapa hendak turut... 

silakan diteruskan, bagi yang berminat bernyanyi :D moda tranportasi umum yang satu ini sejatinya tidaklah asing lagi bagi saia. saat merampungkan kuliah di depok, krl kereta rel listrik, sebutannya waktu dulu adalah kendaraan yang paling nyaman. berangkat dari stasiun beos atau jakarta, saia pasti mendapatkan tempat duduk. bahkan saat itu ada kereta khusus mahasiswa krd alias kereta rel diesel. tak banyak memang rangkaiannya, kalau tak salah, hanya empat saja. tapi sepertinya sudah mencukupi dan yang pasti isinya melulu mahasiswa dan mahasiswi.

sebelum mendapatkan sebutan commuter line (seperti sekarang) transportasi sejuta umat ini biasa disebut krl. jaman krl ini jakarta-bogor benar-benar murah meriah. (kalau pengin yang nyaman disediakan kereta express namun hanya berhenti di setasiun tertentu, harga karcis jauh lebih mahal dan jadualnya pun terbatas.). di setiap setasiun berhenti. semua bisa dan boleh dibawa masuk ke dalam kereta. mau bawa sepeda, tidak jadi masalah. barang dagangan juga oke-oke saja. pedagang segala jenis mata dagangan, juga bisa berkeliling dari kereta paling depan hingga ke ujung di belakang. ditambah lagi dengan para pengamen baik yang bersuara emas maupun pas-pas-an.  

hiruk-pikuk pengamen dan penjual berpadu dengan pengapnya udara di dalam kereta. tak ada penyejuk udara? tak ada! yang ada adalah kipas angin yang kadang berputar, kadang matot alias mati total. tak perlulah anda bayangkan nikmatnya :D dalam suasana seperti ini, ada 'kelompok-kelompok' tertentu yang 'menguasai' ruangan dalam kereta. ada kelompok arisan. ada juga kelompok permainan kartu. tak ada yang berani menegur atau mengganggu penguasa ini. lokasi mereka juga strategis: dekat pintu. dan, agar tak kepanasan pintu otomatis itu diganjal supaya angin leluasa masuk.

suasana setasiun pun tak kalah meriahnya. bangku-bangku yang sebenarnya untuk para penumpang, diambilalih para pedagang. jadi, kalau kita duduk seakan-akan kita berniat makan atau minum di situ. bukan hanya tukang makanan yang ada di situ. kasbek alias kaset bekas, koran, majalah, alat pertukangan dan aneka lainnya. menunggu kereta datang kita dihibur dengan lagu-lagu sesuai keinginan penjualnya. penertiban bukannya tidak dilakukan tapi 'hangat-hangat tahi ayam'. selang beberapa saat, mereka kembali berjualan lagi.

itu adalah cerita dulu. sekarang banyak yang berbeda. setasiun bersih dari pedagang. bersih. nyaman untuk menunggu kereta datang. hanya mereka yang mempunya tiket yang dapat masuk ke peron. tak ada urusan tak perlu masuk :D keretanyapun bagus-bagus dengan penyejuk udara. tak ada lagi penumpang 'the atapers' yang hobi nangkring di atap kereta. pengamen atau pedagang di dalam kereta tak ada juga. isinya kereta melulu penumpang. bahkan disediakan kereta khusus wanita, namun terbatas jumlahnya.

sebenarnya, meski penuh sesak naik commline masih lebih enak daripada naik kendaraan umum yang lain. dari segi waktu lebih cepat. tak akan dihadang kemacetan. kita pun tak perlu takut jatuh ketika kereta begerak, karena saking penuhnya penumpang depan-belakang-kiri-kanan siap menjaga kita alia menjepit :D karcisnya pun relatif murah. penumpangnya juga wangi-wangi uhuy. saia pun kagum dengan para penumpang yang di tengah kepungan ini masih sempat-sempatnya main game di gawainya, membaca koran atau majalah, yanga asyik menggoyang-goyangkan kepala dengan pelantang telinga. karena roker alias rombongan kereta ini adalah manusia juga...

You Might Also Like

0 komentar

populer...