bawa bekal sendiri, ih...

11:34 AM

bekerja di kantor yang dekat dengan aneka penjual makanan, tidak selalu memudahkan saya untuk memilih menu makan siang. kadang dalam seminggu kerja, perputaran menu ya balik ke itu-itu lagi. kalau tidak padang, ya betawi atau soto mi, tongseng, nasi goreng kambing dan ayam bakar, gado-gado. malahan sekarang alternatif menu berkurang dengan digusurnya amigos.

apa tidak ada alternatif lain? tentu saja ada: bawa dari rumah! what? bawa bekal makan siang dari rumah? lucu ah. kayak ibu-ibu aja. (sejatinya, ada beberapa teman yang membawa bekal. ada yang karena sedang masa pemulihan setelah sakit sehingga harus makan makanan rumah. atau dengan alasan lainnya.) tawaran ini datang dari istri saya. suatu siang, kami cit-cet, ngobrol macam-macam sampai urusan makan siang. "ayah makan siangnya apa?" tanya istri saya. lagi pengin makan yang berkuah makanya beli itu nama makanan sengaja tidak disebut untuk menghindarkan cap yang tidak-tidak :D. lanjut istri saya: "yah, kok makan itu sih. itu kan gini-gitu." ah, gak kok yang ini kelihatannya gak aneh-aneh, saya berusaha mengelak. tambahnya: "kapan ya ayah bisa bawa makan siang dari rumah?" kapan ibu bisa siapin aja. "kalo gitu, gimana kalo mulai besok?" oke, jawab saya.

duh, kebayang deh. bakalan ribet bawa-bawannya. harus beli tempat makan khusus pula. ah, lebay deh. kalau pengin keren memang bekal dibawa dengan ompreng khusus yang harganya tidak murah itu. daripada buang-buang uang, sayapun memilih menggunakan ompreng yang ada. ompreng yang suka dipergunakan nanda saat ia masih di sd. ompreng untuk nasi. dan, lauk-pauk? cukup dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas. sederhana. gak pakai repot juga. tinggal dimasukkan ke dalam backpack, selesai, beres.

apa sih untungnya bawa bekal? salah satunya adalah tak perlu bingung mikirin menu makan siang. kebersihan makanan pastinya terjamin dong. tak pakai penyedap rasa pula. nasinya pun nasi merah (dicampur dengan nasi putih sebenarnya sih agar tak terlalu keras). empat sehat lima sempurna :D dan, uang makan siang bisa dialokasikan untuk yang lain, semisal beli camilan, gak deng.

tapi, di sisi lain, dengan membawa bekal, istri saya harus bangun lebih awal untuk menyiapkan semuanya. jatah istirahatnya, mau tak mau, dikonversi ke siang hari. bagaimanapun istri saya tetap memerlukan ruang untuk dirinya sendiri. apakah dengan berinternet (yang kadang, hasilnya guglingnya, semisal resep kue, juga untuk saya dan nanda) atau kegiatan yang lain. jazakillah, barakalah ya bu.

You Might Also Like

0 komentar

populer...