senyum-senyum aja...
9:20 PMseorang tetangga pernah bercerita kepada saya. “kenapa ya waktu saya berpapasan dengan tetangga yang itu dan tersenyum padanya tapi ia malah memalingkan mukanya.” kini giliran saya yang tersenyum mendengarkan kisahnya. dan, saya tak mampu menjawab pernyataan sekaligus pertanyaan tetangga itu. kalau meminjam istilah para petinggi seperti ini jawabnya: “saya tidak dalam kapasitas untuk mengomentari pernyataan itu.” :d
betapa susahnya membalas sebuah senyuman dengan senyuman. senyuman seakan-akan menjadi sebuah barang yang mahal. sementara kata sebuah ungkapan lama: tersenyumlah engkau maka duniapun akan tersenyum kepadamu.
kehidupan yang keras, aktivitas keseharian yang padat serta rutinitas yang berputar-putar di situ-situ juga bahkan membuat senyuman hilang dari ruang-ruang keluarga. kita barangkali tidak menyadarinya. karena boleh jadi kita menganggapnya tidak ada apa-apa. sementara di ruang-ruang publik kita mendapatkan senyuman yang kadang dipaksakan atau artifisial. padahal di tempat-tempat pelayanan publik itu sudah dipasang poster yang meminta atau menghimbau para pelayanan publik untuk memberikan senyumnya.
barangkali kita harus memulainya dari diri sendiri. cobalah saat anda bercermin anda tersenyum. bukan senyum manis buatan namun senyum yang muncul dari lubuk hati. senyum yang ikhlas. senyum yang wajar. dan, nikmatilah sepenuh hati. menyenangkan bukan tinimbang anda merengut bagai baju belum disetrika. bila sudah cobalah anda tersenyum kepada orang lain. pilihlah mereka yang paling dekat yaitu keluarga anda sendiri.
tapi anda pasti ingat dan sadar untuk tidak senyum-senyum sendiri.
6 komentar