umkm: dibina, jangan dibinasakan...

5:02 PM

sudah beberapa kali saya melewati warung mie yang didominasi warna hijau itu. setiap lewat saya suka senyum membaca namanya: mie khangen, enaknya ngangenin. saya berpikir, seenak apa sih, lihat warungnya gitu-gitu aja kok. tapi, ya selalu cuma dilewatin saja. sampai satu saat ada temen (istri saya) yang pasang status: siapa mau bakso sehat. wah, bakso sehat. tidak memakai segala pernik yang beracun itu tentunya. usut punya usut, bakso sehat itu adanya di mie khangen ini. 

penasaran dengan daging bundar itu, sabtu kemarin kami menyambangi mie khangen. warungnya berada di tepi jalan merdeka, depok 2 timur. ketika masuk kami disambut dengan poster besar bertulisan: 9 alasan kenapa kita mengkomsumsi mie khangen, salah satunya:
'mie khangen selalu fresh & sehat karena di proses dan di masak pada hari yang sama dan di buat dari bahan kwalitas no 1.
"alasan-alasan" di poster yang ditempelkan di dinding warung agak berbeda dengan 8 manfaat kenapa kita mengkonsumsi mie khangen. saat kami tiba jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang namun belum semua masakan yang ada di daftar menu tersedia. lihat-lihat akhirnya pilihan jatuh pada mie hijau. harganya memang lebih mahal daripada mie biasa. mie sehat ini merupakan campuran daun katuk, bayam, sawi dan brokoli. namun, begitulah, yang namanya makanan sehat, tidak begitu sedap dipandang mata. selain mie hijau, ada juga mie orange yang berbahan dasar wortel.

siapa sebenarnya pemilik ide mie sehat ini? ternyata, adalah markiyat berlian
Di usia mudanya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan pembuat mie kering. Pengalaman itu begitu membekas dan menjadi guru bagi Marki, demikian panggilan akrabnya untuk membuka lahan usaha. Marki meyakini mie mempunyai pasar yang sangat baik. Tua muda menyukainya dan enak disantap setiap waktu. Penyajiannya juga bermacam-macam, bisa dibuat mie rebus, mie ayam, mie bakso atau mie goring. Tak ada yang tak menyukainya. Markiyat meyakini jika ditekuni maka usaha ini akan sukses dikemudian hari. 
putra kelahiran gunung kidul, yang menamatkan kuliah di fakultas sastra ui-depok ini juga pernah bekerja di perusahaan minyak negara berlambang kuda laut. predikat mantan atlet nasional disandangnya di cabang olah raga hockey. masih dirasakan kurang kesibukannya ia pun menjadi trainer untuk pelatihan di berbagai organisasi mahasiswa, perusahaan swasta/bumn.
 
menuai sukses sebagai pengusaha mie kering, markiyat kemudian bergulat dengan mie siap saji atau mie ayam gerobak. tidak kurang dari 80 gerobak dimilikinya. masuk di tahun 2010, marki panggilannya – memulai usaha mie khangen, kedai siap saji yang menyediakan beraneka menu berbahan dasar mie. dan, dalam empat bulan sudah hadir cabang kedua di jalan raya bogor. 

dalam berusaha, marki tidak setengah-setengah. usahanya sudah mengantongi sertifikat halal dari LPPOM MUI, provinsi jawa barat. juga sertifikat mie sehat dari dinas kesehatan kota depok. dan, tentu saja sebagai umkm (usaha mikro, kecil dan menengah) mie khangen mendapatkan binaan dari pihak-pihak terkait. ditemui, sehabis meracik mie pesanan kami (ya, marki masih terjun sendiri meracik mie meski statusnya adalah juragan), saya sempat menanyakan mengapa masih menggunakan styrofoam yang merupakan kemasan yang tidak sehat dan tidak ramah lingkungan. 


sambil senyum, marki menjawab, sejatinya saya tahu ada kemasan yang sehat dan ramah lingkungan, ada styrofoam dan juga karton yang sehat. "tapi, harganya tidak ngangkat (maksudnya, kemahalan)," sambungnya. styrofoam yang dipakainya hanya berharga enam ratus per buah sudah lengkap dengan mereknya. sementara harga styrofoam sehat lebih dari seribu rupiah per buah.

barangkali, sudah saatnya, bagi pihak-pihak terkait yang mengurusi umkm untuk benar-benar membina mereka (dalam segala hal) dan bukan sebaliknya membinasakan karena mereka kekurangan akses untuk hal-hal yang dapat memajukan usaha mereka. semoga...

You Might Also Like

0 komentar

populer...