kursi visioner...
5:23 PM
...bolehlah naik dengan percuma
masih ingat kan dengan penggalan lagu anak-anak di atas? (abang odong-odong saja ingat karena dia pelestari lagu anak-anak :D masak anda tidak). dulu (pakai) banget naik kereta rel listrik cukup bilang 'abu" plus bermuka tebal maka bisa naik gratis. tapi,sejak 1 juli 2013 masuk dan keluar peron harus menggunakan tiket elektronik.
rasanya baru kemarin saya naik krl atau commuter line (resminya namanya KA Commuter Jabodetabek). ternyata tidak kurang dari dua tahun sudah saya ber-krl-ria. sejatinya saat menjadi mahasiswa saya juga sudah menggunakan krl tapi terbatas dari stasiun beos ke ui dan sebaliknya.
...moda tranportasi umum yang satu ini sejatinya tidaklah asing lagi bagi saia. saat merampungkan kuliah di depok, krl –kereta rel listrik, sebutannya waktu dulu-adalah kendaraan yang paling nyaman. berangkat dari stasiun beos atau jakarta, saia pasti mendapatkan tempat duduk. bahkan saat itu ada kereta khusus mahasiswa krd alias kereta rel diesel. tak banyak memang rangkaiannya, kalau tak salah, hanya empat saja. tapi sepertinya sudah mencukupi dan yang pasti isinya melulu mahasiswa dan mahasiswi.
namun, sejak berdomisili di depok saya malah hanya sesekali naik krl. naik kereta express dengan tarif (kalau tidak salah ingat) sebelas ribu rupiah ke jakarta. ngantor saya malah menggunakan angkot. setiap ditanyakan kenapa tidak menggunakan krl, saya selalu berkilah macam-macam. mulai dari 'ongkosnya lebih mahal', 'gak tahan penuhnya' dan lain sebagainya.
sampai suatu saat, ber-krl sudah menjadi suatu keniscayaan. dengan segala pertimbangan ini dan itu, akhirnya saya memutuskan naik krl, bukan hanya saat ke kantor tapi juga ke tempat lain yang masih dapat dijangkau dengan kereta.
sebenarnya, meski penuh sesak naik commline masih lebih enak daripada naik kendaraan umum yang lain. dari segi waktu lebih cepat. tak akan dihadang kemacetan. kita pun tak perlu takut jatuh ketika kereta begerak, karena saking penuhnya penumpang depan-belakang-kiri-kanan siap menjaga kita alias menjepit :D karcisnya pun relatif murah. penumpangnya juga wangi-wangiuhuy.
stasiun pun semakin nyaman. bebas sama sekali dari pedagang asongan. tapi jangan takut kelaparan atau kehausan. mini market serta pedagang makanan juga ada. asap rokok juga tinggal kenangan (kalaupun ada itu adalah oknum :D). disediakan juga mesin tiket meski antrean penumpang kadang sama panjang dengan membeli lewat loket.
di antara berbagai perubahan menuju kebaikan, ada satu yang tak boleh dilupakan yaitu kursi visioner yang sering disebut kursi jemuran. kursi ini menggantikan kursi rel yang konvensional tapi enak diduduki. saking visionernya berbagai cara digunakan para penumpang untuk duduk di jemuran itu. salah satunya seperti di gambar sebelah. kursi jemuran juga sebenarnya tidak ramah dengan para lansia, ibu hamil dan balita.
namun akhir-akhir ini, sepertinya, kursi visioner tidak lagi dipasang. namun, yang sudah terlanjur dipasang ya teteup di tempatnya. dibongkar? ya, gak mungkinlah. nambah-nambahin kerjaan yang gak jelas dong :D oh, ya, para difabel juga kini semakin nyaman bila ingin ber-krl. adanya tactile membantu mereka menuju loket hingga ke peron. meskipun demikian, sebelum-sebelumnya pkd ataupun petugas kcj selalu siap membantu mereka.
segini dulu ah. besok-besok kalau pengin nulis lagi ya disambung dengan cerita yang lain. gak melulu soal kereta api. tut... tut.. tut...
segini dulu ah. besok-besok kalau pengin nulis lagi ya disambung dengan cerita yang lain. gak melulu soal kereta api. tut... tut.. tut...
0 komentar