seguling bantal...

9:26 AM

jam berdentang sembilan kali. tanda pukul sembilan dan saya masih di tempat yang saya dari kemarin.

inilah namanya tugas atau cinta pekerjaan? usahlah berdebat soal itu. di samping saya, sementara saya nge-post coretan ini, seorang editor masih (asyik?) memainkan mouse dan kibor. matanya setengah memerah. secangkir kopi di sebelah kibor tinggal ampasnya. di asbak puntung rokok saling menindih karena kekurangan tempat. dan, kotak rokok kosong menganga terbuka.

saya membatin. saya saja yang (hanya) berbilang jam menemani menyunting rasanya sudah tak tahan. semua badan rasanya pegal minta dielus-elus. mata sudah sepet dan mulai memerah. sementara mas editor ini, terus dan terus bekerja, ceklak-ceklik kibor berpadu dengan gesekan mouse. demi tenggat yang di pelupuk mata, ia tak pulang ke rumah. apa pun yang terjadi, kecuali aliran listrik padam, pekerjaan harus selesai.

melihat pekerjaan seorang editing, orang normal pasti akan geleng-geleng kepala. jam kerjanya boleh dibilang tak teratur, meski untuk pemakain studio editing dipatok per shift. makan biasa dilakukan di sela-sela pekerjaan. yang pasti dan tak berhenti adalah rokok dan kopi.

hasil akhir pekerjaan si mas, bisa kita nikmati sambil uncang-uncang kaki di kursi malas. sementara untuk tayangan yang hanya berbilang detik kadang ia kerja keras sehari semalam. bahkan belum tentu hasil kerjanya diapresiasi. bukan tidak mungkin dicacimaki. tidak adil ya? bisa ya, bisa tidak. tergantung dari sudut mana anda melihatnya.

mata semakin meminta dipejamkan. si mas memasuki tahap akhir editing. "tinggal dibakar nih," katanya yang artinya dikopi ke kepingan cakram.

yang bersliweran di benak ini adalah peraduan beserta perabotnya. secangkir susu hangat dan sapaan selamat tidur dari nanda dan ibunya akan rasanya akan membuat nyenyak tidur.

ah, guling bantal... aku segera menemui dirimu...

You Might Also Like

5 komentar

populer...