pokoknya sekarang...

6:30 PM

pesuruh, jongos, opas, pembantu atau office boy (ob)? apa pun sebutan anda kepada ‘orang kecil’ (meminjam istilah membahasakan diri ob di kantor saya) ini tak menjadi masalah benar. dan, juga tak menjadi soal berapa orang jumlah ob di tempat anda.

pernah di kantor lama ada tiga ob yang melayani tiga bagian. pernah juga tiga ob untuk tiga lantai. jadi tiap ob hanya melayani lantai masing-masing. alhamdulillah, mereka tidak membuat aturan yang kaku. jadi saya masih dapat meminta tolong ob lantai satu karena saya di lantai 3.

sekarang ada tiga ob yang melayani kami sekantor dengan tigapuluhan karyawan dan karyawati. masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. pembagian tugas yang sebenarnya tidaklah terlalu kaku namun kadang disalahgunakan dengan kilah: “saya kan hanya bertugas di ruang kreatif.”

dari tiga opas itu, sebutlah namanya si fulan, yang termasuk sigap sekali. baru saja kami memanggilnya untuk meminta pertolongan dan belum mengatakan sepatah kata apapun, si fulan sudah mendahului dengan kata: “sekarang! pokoknya sekarang”. siapa pun, kecuali bos besar, akan mendapatkan perkataan yang sama.

enaknya dengan fulan, hampir semua dapat ia kerjakan. kadang ia mengganti kran, lampu, menguras bak kura-kura, membeli kabel ethernet atau power dan lain sebagainya disamping tugas utama menyapu dan mengepel lantai. oh, ya, kopi bikinannya juga mantap. pas ukurannya. tidak terlalu manis atau pahit.

rasa ingin tahunya juga cukup besar. kadang ia menghampiri dan bertanya tentang arti sebuah kata. (mungkin hal remeh-temeh bagi kita namun besar buatnya). ia juga cepat akrab dengan teknologi. menghidupkan dan mematikan komputer bukan masalah baginya (tapi bisa jadi masalah buat yang ‘gaptek’ atau mereka yang fobi dengan teknologi). jadi kalau kelupaan mematikan komputer tinggal sms dan ia akan melakukan tugasnya dengan baik dan benar.

pernah ia diajarkan chatting (ya betul dengan y! messenger itu). cukup sekali tutorial dan ia mengumpulkan banyak teman chat. teman saya, semasa kuliah, hanya terbengong mendengarnya karena ia mengirim e-mail pun masih bingung. namun, kebiasaan chat (di kantor) harus dibuangnya karena mendapatkan teguran (keras): “itu bukan untuk main-main. kalau rusak bagaimana?” ia pun tak putus asa, warnet jadi penyalurannya.

mau belajar sesuatu yang baru. ini yang belum tentu dimiliki semua orang. kalau saja ia boleh terus belajar komputer, bukan tak mungkin ia dapat menjadi seorang teknisi atau paling tidak data entry dapat dilakoninya.

dunia ob memang penuh cerita. stasiun televisi pun membuatkan sinetronnya. terlepas apakah ini hanya sebuah usaha yang menggemukkan kantong pembuatnya, kisah seputar ob takkan pernah habis (dieksploitasi?).

You Might Also Like

9 komentar

populer...