sebuah private message tiba-tiba menyelonong muncul di system tray komputer saya:
ponakan: wik en kemana om?
om: tidur...
ponakan: idih…
om: kok idih?
ponakan: ya idih dong, masak wik-en tidur mulu. ajak nanda sama ibunya jalan-jalan dong
om: wah, mereka kan masih capek abis outing ke cimahi...
ponakan: ah, alesan mulu nih...
alasan atau tidak, nyatanya sabtu dan minggu memang jadi hari tidur buat kami sekeluarga (lebih banyak saya dan ibunya nanda :d. kalau nanda sih lebih senang main tinimbang tidur. “kalau tidur siang malamnya aku suka nggak bisa tidur,” kata nanda). karena kebanyakan tidur makanya jam makan siang dan sore jadinya berantakan.
sehabis subuh kalau libur enaknya memang kembali ke peraduan. bangun-bangun sudah jam delapan atau jam sembilan. yang udah-udah makan pagi yah pukul sepuluh. masih pagi sih ya. makan juga kadang malas-malasan. tapi tetap alias kudu binti mesti makan dong. kecuali memang lagi puasa.
sabtu dan minggu selain ‘hari tidur’ juga adalah hari ayah. masih ingat kan ya? selain eksperimen dengan mi instant, saya juga suka iseng dengan nasi. “yah, bikin nasi goreng dong,” pinta nanda sambil menambahkan, “ayah kan kalo bikin nasi goreng oke loh.” rayuan pulau kelapa nih. mau tak mau daripada tidak makan saya jalan juga ke dapur.
jangan terburu-buru menilai: ayahnya nanda jago masak. simpan saja dulu kekaguman itu yak. nasi goreng ayah ini sebenarnya ‘nasi-nasi-an goreng’ atau 'nasi goreng jadi-jadian', bukan nasi goreng dengan bumbu segala rupa atawa tambahan segala makanan. bahan-bahannya nasi, telur, merica dan garam. hanya itu. kadang ditambah kecap manis kalau nanda mau.
nasgor ini juga hanya keisengan saya saja daripada hanya makan nasi dengan telur goreng. iseng-iseng saya goreng dulu telurnya jadi orak-arik tambahkan garam dan merica secukupnya. saat telur sudah mulai matang saya tambahkan nasi putih. lalu diaduk-aduk merata sampai keduanya bercampur dan matang. siaplah dimakan. enak? kata nanda sih: oke-oke aja kok rasanya. :d
ponakan: wik en kemana om?
om: tidur...
ponakan: idih…
om: kok idih?
ponakan: ya idih dong, masak wik-en tidur mulu. ajak nanda sama ibunya jalan-jalan dong
om: wah, mereka kan masih capek abis outing ke cimahi...
ponakan: ah, alesan mulu nih...
alasan atau tidak, nyatanya sabtu dan minggu memang jadi hari tidur buat kami sekeluarga (lebih banyak saya dan ibunya nanda :d. kalau nanda sih lebih senang main tinimbang tidur. “kalau tidur siang malamnya aku suka nggak bisa tidur,” kata nanda). karena kebanyakan tidur makanya jam makan siang dan sore jadinya berantakan.
sehabis subuh kalau libur enaknya memang kembali ke peraduan. bangun-bangun sudah jam delapan atau jam sembilan. yang udah-udah makan pagi yah pukul sepuluh. masih pagi sih ya. makan juga kadang malas-malasan. tapi tetap alias kudu binti mesti makan dong. kecuali memang lagi puasa.
sabtu dan minggu selain ‘hari tidur’ juga adalah hari ayah. masih ingat kan ya? selain eksperimen dengan mi instant, saya juga suka iseng dengan nasi. “yah, bikin nasi goreng dong,” pinta nanda sambil menambahkan, “ayah kan kalo bikin nasi goreng oke loh.” rayuan pulau kelapa nih. mau tak mau daripada tidak makan saya jalan juga ke dapur.
jangan terburu-buru menilai: ayahnya nanda jago masak. simpan saja dulu kekaguman itu yak. nasi goreng ayah ini sebenarnya ‘nasi-nasi-an goreng’ atau 'nasi goreng jadi-jadian', bukan nasi goreng dengan bumbu segala rupa atawa tambahan segala makanan. bahan-bahannya nasi, telur, merica dan garam. hanya itu. kadang ditambah kecap manis kalau nanda mau.
nasgor ini juga hanya keisengan saya saja daripada hanya makan nasi dengan telur goreng. iseng-iseng saya goreng dulu telurnya jadi orak-arik tambahkan garam dan merica secukupnya. saat telur sudah mulai matang saya tambahkan nasi putih. lalu diaduk-aduk merata sampai keduanya bercampur dan matang. siaplah dimakan. enak? kata nanda sih: oke-oke aja kok rasanya. :d