sia-siakah...
4:24 PMkematian yang sia-sia. barangkali terlalu berlebihan.. tapi, apa namanya bila melihat sebuah mobil terbalik dan semua penumpang tewas. atau, sebuah motor masuk ke kolong sebuah truk. dan, mereka, para penumpang atau pengemudi kendaraan itu adalah remaja yang sedang bertumbuh dewasa.
miris melihat mereka mengemudikan kendaraan. baik motor maupun mobil. kadang mereka menaiki motor bertiga. tanpa helm. asyik ngobrol sambil merokok juga. seragam putih biru alias tingkat smp. asyik nelpon atau sms-an. atau, para abu-abu-ers yang menyetir mobil, kadang, seperti sedang mengikuti rally. pindah jalur. susul-menyusul.
tadi siang saya menerima e-mail dari seorang teman yang menceritakan bahwa ia baru saja melayat anak saudaranya --laki-laki, 17 tahun, kelas 3 sma-- yang meninggal. inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. anak semata wayang ini meninggal karena kecelakaan mobil di jalan tol. mobil yang dia tumpangi bersama teman-temannya menyenggol mobil yang disusul dari bahu jalan.
anak-anak ini baru saja pulang dari bimbel. mereka termasuk kelas akselerasi. barangkali, ingin melepaskan rasa jenuh dan kelelahan belajar mereka ingin melemaskan otak yang dipakai melihat rumus-rumus. namun, mereka tak pernah sampai ke tempat yang diinginkan. ada yang meninggal, ada yang koma, ada yang luka parah, ada juga yang tidak apa-apa.
jiwa muda yang menggelegak memang butuh penyaluran. saat sarana ada apapun bisa dilakukan. salahkah mereka? saya tidak dalam posisi untuk menilai salah atau benar. mereka, mestinya, punya sim. artinya mereka mengerti peraturan lalu lintas. apa yang boleh dan dilarang dilakukan saat berada di jalan, mereka pahami. namun, boleh jadi, emosi yang belum stabil memicu mereka untuk menjadi yang paling 'oke'.
bapak, ibu, kakak, om, tante janganlah pernah bosan-bosannya, ingatkanlah anak, adik, keponakan anda untuk selalu waspada di jalan, mematuhi peraturan lalulintas, agar mereka saling mengingatkan temannya untuk tidak bercanda ketika sedang berkendara. ingatkanlah mereka untuk selalu berdoa sebelum memulai kegiatan, termasuk nyetir mobil tentunya. dan, sertailah mereka selalu dengan doa dari bapak, ibu, kakak, om, tante.
wallahu alam bi shawab...
miris melihat mereka mengemudikan kendaraan. baik motor maupun mobil. kadang mereka menaiki motor bertiga. tanpa helm. asyik ngobrol sambil merokok juga. seragam putih biru alias tingkat smp. asyik nelpon atau sms-an. atau, para abu-abu-ers yang menyetir mobil, kadang, seperti sedang mengikuti rally. pindah jalur. susul-menyusul.
tadi siang saya menerima e-mail dari seorang teman yang menceritakan bahwa ia baru saja melayat anak saudaranya --laki-laki, 17 tahun, kelas 3 sma-- yang meninggal. inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. anak semata wayang ini meninggal karena kecelakaan mobil di jalan tol. mobil yang dia tumpangi bersama teman-temannya menyenggol mobil yang disusul dari bahu jalan.
anak-anak ini baru saja pulang dari bimbel. mereka termasuk kelas akselerasi. barangkali, ingin melepaskan rasa jenuh dan kelelahan belajar mereka ingin melemaskan otak yang dipakai melihat rumus-rumus. namun, mereka tak pernah sampai ke tempat yang diinginkan. ada yang meninggal, ada yang koma, ada yang luka parah, ada juga yang tidak apa-apa.
jiwa muda yang menggelegak memang butuh penyaluran. saat sarana ada apapun bisa dilakukan. salahkah mereka? saya tidak dalam posisi untuk menilai salah atau benar. mereka, mestinya, punya sim. artinya mereka mengerti peraturan lalu lintas. apa yang boleh dan dilarang dilakukan saat berada di jalan, mereka pahami. namun, boleh jadi, emosi yang belum stabil memicu mereka untuk menjadi yang paling 'oke'.
bapak, ibu, kakak, om, tante janganlah pernah bosan-bosannya, ingatkanlah anak, adik, keponakan anda untuk selalu waspada di jalan, mematuhi peraturan lalulintas, agar mereka saling mengingatkan temannya untuk tidak bercanda ketika sedang berkendara. ingatkanlah mereka untuk selalu berdoa sebelum memulai kegiatan, termasuk nyetir mobil tentunya. dan, sertailah mereka selalu dengan doa dari bapak, ibu, kakak, om, tante.
wallahu alam bi shawab...
4 komentar