eh, pake kopiah putih...

4:50 PM

sa’i juga kami lakukan dengan santai. yang agak ribet buat kaum lelaki adalah karena masih berpakaian ihrom. soal melangkah tidak ada masalah, sepanjang memakai kain ihromnya benar tak ada bedanya dengan memakai kain sarung. jadi jangankan melangkah berlari pun bisa kalau mau. kain yang bagian atas yang seringkali harus dirapikan agar tak terjatuh. buat wanita tak ada masalah karena ihromnya seperti hendak sholat.

sa’i dimulai dari bukit safa dan harus berakhir di bukit marwah, dengan catatan hitungannya harus benar yaitu sebanyak tujuh kali. bagaimana cara menghitungnya? dari safa menuju marwah dihitung satu kali lantas ke sofa lagi dihitung dua kali dan seterusnya. (kalau benar pasti finish di marwah, coba deh hitung :d). kalo ragu sudah berapa kali ini yang repot. kita harus mengulang dari awal alias dari hitungan pertama.

itu caranya menghitung sa’i. kalau tawaf menghitungnya seperti ini. hitungannya sama 7 alias tujuh kali mengelilingi kabah. agar tak lupa ada yang memberikan kiat memakai karet gelang tujuh buah. ada juga yang memakai tasbih. pun yang menggunakan memori. bagaimana kalau ragu sudah hitungan ke berapa? jangan takut, ambil saja hitungan paling sedikit dan teruskan hingga ke tujuh.

balik lagi ke sa’i. sambil berjalan saya membayangkan saat siti hajar berlari-lari antara ke dua bukit itu. di bukit gersang dengan udara yang panas. hanya berdua dengan seorang bayi ismail as. putus asa mencari air. sementara saya dan jemaah yang lain hanya berdesak-desakan. resikonya paling didorong. lantainya juga licin. ada kipas angin pula. kalau dahaga bisa minum air zam-zam sepuasnya. kalau masih mengeluh juga, mengutip teman saya, ini namanya keterlalunan bukan keterlaluan lagi. astagfirullah.

saat finish di marwah urutan selanjutnya adalah mencukur rambut. dipotong pendek lebih afdhal. pendek artinya cepak setengah senti-an. kalau gundul lebih bagus. tapi saya saat itu cuma memotong sedikit rambut sebagai pertanda saja. (tapi waktu tawaf ifadah saya pun membotaki kepala juga dan komentar teman: rahib shaolin naek haji ni :d). untuk urusan gundul-menggunduli ini tak perlu repot-repot. keluar masjid kitapun akan dipanggil para tukang cukur (barbar shop namanya di sana). biayanya hanya 5 riyal dan dalam waktu 2 menit selesai.

selesai sa’i berarti selesai juga umrohnya. kami pun sudah menjadi haji kecil alias haji umroh. kebiasaan orang kita adalah mengenakan peci putih sebagai simbol sudah haji. nah, ada beberapa teman serombongan yang lantas memakai kopiah putih. sebenarnya mereka belum boleh memakainya karena belum haji ‘full’ yang ditandai dengan wukuf di arafah.

yah pak buru-buru amat sih pengin pake kopiah...

You Might Also Like

1 komentar

populer...