antara safa dan marwah...

5:51 PM

lanjut ya: oh, ya, dahulu untuk memulai tawaf sebagai patokan adalah garis coklat di lantai masjid namun belakangan garis itu dihilangkan karena semua jamaah berhenti di situ untuk memulai dan mengakhiri tawaf sehingga mengganggu jamaah yang sedang bertawaf. sebagai ganti garis itu adalah lampu hijau yang ada di sebelah kanan menempel pada dinding masjid.

usai tujuh putaran mengelilingi kabah, kami sholat sunnat dua rakaat di belakang maqam ibrahim as tanpa diganggu orang yang sedang lalulalang bertawaf. lantas dilanjutkan dengan berdoa. yang paling afdhal adalah berdoa di multazam – letaknya antara hajar aswad dan pintu kabah – insya allah doa di multazam dikabulkan allah swt. namun kalau ingin berdoa di situ berarti kami harus memotong jalur jamaah yang sedang tawaf.

akhirnya diputuskan kami berdoa dekat maqam ibrahim as tapi dengan mengarah ke multazam. rasa kaget dapat melihat dan bersholat di depan kabah belumlah hilang dan akibatnya adalah semua doa yang ingin dilantunkan malah lupa. sepertinya ‘blank’ padahal sejak di tanah air sudah disusun doa-doa yang akan dibacakan disitu. barangkali saking ‘excited’nya semua ingin didoakan tapi hasilnya malah bingung sendiri, astagfirullah.

selesai berdoa, sesuai urut-urutan manasik haji, yang kami lakukan adalah minum air zam-zam. dahulu sumur zam-zam masih terbuka namun sekarang sudah ditutup. tapi air zam-zam tetap ada yang ditempatkan pada semacam bejana dan kita bebas untuk meminumnya. sebenarnya air zam-zam ada di seputaran masjidil haram namun entah mengapa selalu saja jamaah berdesakan dan berebutan ketika akan meminumnya. ada doa khusus untuk meminumnya tapi karena (dianggap) meminum untuk pertama kali, doanya adalah mohon dibebaskan dari penyakit yang diderita.

kemudian setelahnya kami melakukan sa’i antara bukit safa dan marwah. sungguh bayangan saya, ini adalah bukit terbuka beratapkan langit. tapi itu adalah jaman dahulu saat siti hajar berlari-lari antara dua bukit itu untuk mencari air. sekarang sih bukit ini menjadi bagian dari masjidil haram. berlantaikan marmer dan kalau kepanasan itu semata karena banyaknya jemaah yang bersama-sama melakukan sa’i…(ilustrasi suasana sa'i dipinjam dari sini.

You Might Also Like

0 komentar

populer...