"jauh amat sih, udah dibilang stop masih jalan terus," gerutu seorang penumpang metro mini. apa pasal? si penumpang ini hendak turun di tempat tujuannya. atau tempat ia biasa turun. kalau hanya menggerutu, barangkali, tidak begitu mengganggu. adakalanya, sudah menggerutu (kadang mengumpat) ditambah pula dengan memukul-mukul (bila tak ingin dibilang menggebrak) plafon. pelakunya bisa perorangan, bisa juga rombongan. rombongan? ya, biasanya yang rombongan ini para pelajar. bisa dua, tiga atau empat sampai lima orang.
kalau saja mereka minta diturunkan di tempat perhentian resmi alias halte, mestinya tidak masalah ya, meski cara mereka juga tidak biasa. masalahnya mereka 'kan turunnya di sembarang tempat. dalam artian, semakin dekat dengan tempat tujuannya. tidak peduli apakah itu tempat terlarang untuk berhenti (bertanda s disilang) atau metro-nya sedang melaju kencang. salahkah sang supir karena tidak berhenti padahal ada penumpang yang ingin turun? ya salah kalau minta turunnya di halte dan busnya melaju terus.
rupanya para penumpang itu memilih untuk bertengkar dengan kondukter tinimbang berlaku disiplin. mereka juga lebih memilih jadi bahan 'tontonan' penumpang lain. mereka juga rela dimaki-maki kondektur. mengapa sih para penumpang (yang terhormat dan terpelajar) itu tidak mau bersusah payah sedikit? jalan dua atau tiga meter toh tidak membuat mereka kelelahan. sudah demikian manjanyakah para penumpang? atau para supir kendaraan umum yang memanjakan mereka, karena mau berhenti sesuai keinginan penumpang?
apabila para supir itu selalu dan terus hanya berhenti di halte, penumpang tentu akan patuh mengikuti pengemudi. kalau tidak, lama-lama ada penumpang yang minta turun di depan pintu rumahnya.
kalau saja mereka minta diturunkan di tempat perhentian resmi alias halte, mestinya tidak masalah ya, meski cara mereka juga tidak biasa. masalahnya mereka 'kan turunnya di sembarang tempat. dalam artian, semakin dekat dengan tempat tujuannya. tidak peduli apakah itu tempat terlarang untuk berhenti (bertanda s disilang) atau metro-nya sedang melaju kencang. salahkah sang supir karena tidak berhenti padahal ada penumpang yang ingin turun? ya salah kalau minta turunnya di halte dan busnya melaju terus.
rupanya para penumpang itu memilih untuk bertengkar dengan kondukter tinimbang berlaku disiplin. mereka juga lebih memilih jadi bahan 'tontonan' penumpang lain. mereka juga rela dimaki-maki kondektur. mengapa sih para penumpang (yang terhormat dan terpelajar) itu tidak mau bersusah payah sedikit? jalan dua atau tiga meter toh tidak membuat mereka kelelahan. sudah demikian manjanyakah para penumpang? atau para supir kendaraan umum yang memanjakan mereka, karena mau berhenti sesuai keinginan penumpang?
apabila para supir itu selalu dan terus hanya berhenti di halte, penumpang tentu akan patuh mengikuti pengemudi. kalau tidak, lama-lama ada penumpang yang minta turun di depan pintu rumahnya.