mi nya semangkuk...
7:17 PManda suka mi? (bagaimanapun menulisnya mie atau bakmi atau yang lain :d). saya sih suka (banget-banget sih gak. ya, judulnya suka sih). tiap kota di indonesia, sepertinya, punya mi khas masing-masing. kalau di bandung ada mi yang toppingnya yummy. di jakarta yang beken ya bakmi ji-em. tapi, ini hanya salah satu dari ratusan tempat jajan atau restoran berbahan mi yang mangkal di jakarta dan sekitarnya.
ngomongin soal mi. seorang teman mengirimkan e-mail ‘semangkuk mi’. saya kutipkan di sini. bagi yang sudah pernah membacanya mohon maaf. silakan menikmati…Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
persoalan remeh-temeh kadang membuat kita bertengkar dan melupakan jerih-payah yang telah diberikan oleh seseorang kepada kita. adakalanya kita juga begitu berterima kasih kepada orang lain atas pertolongan kecilnya. sementara atas pertolongan dari orang yang paling dekat dengan kita, acap kita menilainya: ‘itu kan sudah menjadi kewajibannya’.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata "Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?" " Ya, tetapi, aku tdk membawa uang" jawab Ana dengan malu-malu. "Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang "Ada apa nona?" Tanya si pemilik kedai."tidak apa-apa" aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
"Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah" "Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya"
wallahu’alam bi shawab.
2 komentar