niatnya sih...
9:27 PMhidup ini adalah pilihan bebas. ingin berbuat baik tak ada masalah. berbuat jahatpun tak ada yang melarang. masing-masing pilihan, tentu saja mempunyai konsekuensi sendiri-sendiri.
namun pada sebuah acara siraman rohani seorang uztad mengatakan: "janganlah mengingat-ingat kebaikan yang pernah kita perbuat apalagi mengungkit-ungkitnya saat marah kepada orang yang mendapatkan kebaikan itu. bila itu dilakukan maka pahala kebaikan itu akan diambil kembali allah. tak akan bersisa sedikitpun." naudzubillah.
berikut ini ada sebuah kisah yang tak diketahui siapa penulisnya namun buat saya sih bagus :dAlkisah, di suatu negeri pernah hidup seorang kaya raya, yang rajin beribadah dan beramal. Meski kaya raya, ia tak sombong atau membanggakan kekayaannya. Kekayaannya digunakan untuk membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga-tetangganya yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya. Di musim paceklik, ia membagikan bahan pangan dari kebunnya yang berhektar-hektar kepada banyak orang yang kesusahan. Salah satu yang sering dibantu adalah seorang tetangganya yang miskin.
maka perbanyaklah niat baik dalam hati anda. bahkan jika anda tidak punya kekuatan atau kekuasaan untuk mewujudkan niat baik itu dalam kehidupan sekarang, tidak ada niat baik yang tersia-sia di mata allah...
Dikisahkan, sesudah meninggal, berkat banyaknya amal, si orang kaya ini pun masuk surga. Secara tak terduga, di surga yang sama, ia bertemu dengan mantan tetangganya yang miskin dulu. Ia pun menyapa.
"Apa kabar, sobat! Sungguh tak terduga, bisa bertemu kamu di sini," ujar si kaya. "Mengapa tidak? Bukankah Allah memberikan surga pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa memandang kaya dan miskin?" jawab si miskin.
"Jangan salah paham, sobat. Tentu saja aku paham, Allah Maha Pengasih kepada semua umat-Nya tanpa memandang kaya-miskin. Cuma aku ingin tahu, amalan apakah yang telah kau lakukan sehingga mendapat karunia surga ini?"
"Oh, sederhana saja. Aku mendapat pahala atas amalan membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya."
"Bagaimana itu mungkin?" ujar si kaya, heran. "Bukankah waktu di dunia dulu kamu sangat miskin. Bahkan seingatku, untuk nafkah hidup sehari-hari saja kamu harus berutang kanan-kiri?"
"Ucapanmu memang benar," jawab si miskin. "Cuma waktu di dunia dulu, aku sering berdoa: Oh, Allah! Seandainya aku diberi kekayaan materi seperti tetanggaku yang kaya itu, aku berniat membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan banyak amal lainnya. Tapi apapun yang kau berikan untukku, aku akan ikhlas dan sabar menerimanya."
"Rupanya, meski selama hidup di dunia aku tak pernah berhasil mewujudkannya, ternyata semua niat baikku yang tulus itu dicatat oleh Allah. Dan aku diberi pahala, seolah-olah aku telah melakukannya. Berkat semua niat baik itulah, aku diberi ganjaran surga ini dan bisa bertemu kamu di sini," lanjut si miskin.
wallahualam bi shawab...
10 komentar