jurnal bikin mual...
5:15 PMminggu lalu, saya sudah bagaikan pialang saham. melihat dengan seksama pergerakan jurnal alias rangking nanda di sekolah menengah negeri depok yang akan menjadi jenjang pendidikan berikutnya. alhamdulillah, psb alias penerimaan siswa baru depok (serta kota-kota lain) dapat dipantau online (meski tidak realtime). jadi para ortu tak perlu lagi wira-wiri rumah-sekolah-rumah.
para support yang berkutat mengurus jurnal boleh diacungi jempol. di hari pertama pendafataran, belum lagi pukul 12.00 (seperti tertulis di situsnya bahwa pengumuman mulai pukul 12.00) para ortu sudah dapat melihat rangking putra-putrinya di sekolah yang dituju. (belum semua sekolah memang.dan, saya lebih fokus ke smp karena nanda memang mendaftar untuk smp).
di hari pertama jurnal nanda menduduki rangking ke-17 (dari 360 calon yang sudah mendaftar) dan masih di batas aman. hari berikut posisinya melorot ke 50. kok bisa? tentu bisa karena ada siswa yang mendaftar dengan nilai uasbn jauh di atas nanda. hari ke tiga kedudukannya masih di seputar angka seperti hari sebelumnya.
nah, di hari ke empat yang boleh dikatakan hari penentuan, karena hari terakhir pendaftaran, situs yang populer dikunjungi itu menjelang sholat jumat malah tak dapat diakses. wah, ada yang bilang sabotage. ada yang nyeletuk rekayasa. halah, saya bilang datanya semua jelas kok. kalo main-main dengan itu semua bisa-bisa para ortu sedepok ngamuk. wuih, gak kebayang yah :d
sambil menyelesaikan pekerjaan kantor, saya berkali-kali mencoba mengakses situs psb itu. namun tetap 'dalam maintenance'. duh, gimana nih? meski nanda sudah dalam posisi aman. tapi keinginan untuk tetap melihat kedudukan terakhir tak pernah berkurang. alhamdulillah, sekitar setengahsepuluhan malam, psb-depok.com dapat diakses lagi. sesuai dengan perkiraan saya, posisi nanda nangkring di 50 atau sama dengan diterima di sini.
melihat pergerakan jurnal menerbitkan rasa sedih juga. mengapa demikian? karena saya tidak semata melihat rangking nanda. tapi juga melihat peringkat teman-temannya satu kelas (dan sekolah). ikut sedih rasanya manakala melihat nama temannya tak ada lagi. apalagi kalau teman dekat yang sering kita bicarakan bersama....
sisi lain sistem jurnal adalah adanya ortu yang bersikap bak preman. mereka menjaga gerbang sekolah dan menghadang orang tua lain yang ingin mendaftarkan anaknya. awalnya saya pikir ini hanya isapan jempol belaka. ternyata sungguh terjadi. jadi anak beberapa ibu yang berbaris, bagaikan among tamu di perhelatan, yangsetengahmengancam ortu lain. mereka bilang: pendaftaran sudah tutup. padahal jelas-jelas di hari terakhir pendaftaran adalah pukul 11.00. dan, ketika sirine tanda pendaftaran tutup melengking, mereka pun bersorak-sorak kegirangan. mengapa mereka berperilaku demikian? karena kalau ada pedaftar dengan nilai yang lebih tinggi otomatis yang nilainya lebih rendah akan tergusur dari jurnal.
yang juga bikin kesal adalah ortu yang mendaftarkan anaknya tapi tidak jadi sekolah di situ. yang lebih mengesalkan adalah nilai uasbn anak ini tinggi yang otomatis meruntuhkan nilai dibawahnya. saya tak habis pikir dengan ortu yang begini. sementara ortu lain kebingungan atau harap-harap cemas mereka malah bermain-main. saya juga ragu kalau mereka tak sadar sudah menghilangkan kesempatan orang lain. ini memang hak mereka. tapi, cobalah mereka bayangkan kalau itu terjadi kepada saudara atau keluarga mereka.
ironis.
para support yang berkutat mengurus jurnal boleh diacungi jempol. di hari pertama pendafataran, belum lagi pukul 12.00 (seperti tertulis di situsnya bahwa pengumuman mulai pukul 12.00) para ortu sudah dapat melihat rangking putra-putrinya di sekolah yang dituju. (belum semua sekolah memang.dan, saya lebih fokus ke smp karena nanda memang mendaftar untuk smp).
di hari pertama jurnal nanda menduduki rangking ke-17 (dari 360 calon yang sudah mendaftar) dan masih di batas aman. hari berikut posisinya melorot ke 50. kok bisa? tentu bisa karena ada siswa yang mendaftar dengan nilai uasbn jauh di atas nanda. hari ke tiga kedudukannya masih di seputar angka seperti hari sebelumnya.
nah, di hari ke empat yang boleh dikatakan hari penentuan, karena hari terakhir pendaftaran, situs yang populer dikunjungi itu menjelang sholat jumat malah tak dapat diakses. wah, ada yang bilang sabotage. ada yang nyeletuk rekayasa. halah, saya bilang datanya semua jelas kok. kalo main-main dengan itu semua bisa-bisa para ortu sedepok ngamuk. wuih, gak kebayang yah :d
sambil menyelesaikan pekerjaan kantor, saya berkali-kali mencoba mengakses situs psb itu. namun tetap 'dalam maintenance'. duh, gimana nih? meski nanda sudah dalam posisi aman. tapi keinginan untuk tetap melihat kedudukan terakhir tak pernah berkurang. alhamdulillah, sekitar setengahsepuluhan malam, psb-depok.com dapat diakses lagi. sesuai dengan perkiraan saya, posisi nanda nangkring di 50 atau sama dengan diterima di sini.
melihat pergerakan jurnal menerbitkan rasa sedih juga. mengapa demikian? karena saya tidak semata melihat rangking nanda. tapi juga melihat peringkat teman-temannya satu kelas (dan sekolah). ikut sedih rasanya manakala melihat nama temannya tak ada lagi. apalagi kalau teman dekat yang sering kita bicarakan bersama....
sisi lain sistem jurnal adalah adanya ortu yang bersikap bak preman. mereka menjaga gerbang sekolah dan menghadang orang tua lain yang ingin mendaftarkan anaknya. awalnya saya pikir ini hanya isapan jempol belaka. ternyata sungguh terjadi. jadi anak beberapa ibu yang berbaris, bagaikan among tamu di perhelatan, yang
yang juga bikin kesal adalah ortu yang mendaftarkan anaknya tapi tidak jadi sekolah di situ. yang lebih mengesalkan adalah nilai uasbn anak ini tinggi yang otomatis meruntuhkan nilai dibawahnya. saya tak habis pikir dengan ortu yang begini. sementara ortu lain kebingungan atau harap-harap cemas mereka malah bermain-main. saya juga ragu kalau mereka tak sadar sudah menghilangkan kesempatan orang lain. ini memang hak mereka. tapi, cobalah mereka bayangkan kalau itu terjadi kepada saudara atau keluarga mereka.
ironis.
6 komentar