sekolah bertara(i)f internasional

5:35 PM

jadi nggak masuk sbi?
nggak jadi nggak lolos tesnya...
awalnya kami sangat bersukacita dengan adanya sekolah bertaraf internasional (tepatnya rintisan sekolah bertaraf internasional) di sebuah sekolah di depok. semua persyaratan kami teliti. sepertinya bisa. lantas surat rekomendasi dari sekolah, rapor dan sertifikat yang bisa mendukung difotokopi. harap-harap cemas kami mengantarkan berkas. gubraks. di meja pertama kami sudah gugur. ada satu nilai yang tidak memenuhi ambang batas. ya sudah. belum rejeki nanda, pikir kami.

selang beberapa hari, seseorang (guru, mungkin :d) menelepon kami bahwa (akhirnya) nanda boleh ikutan seleksi. wah, kok bisa sih aturan diubah dalam waktu singkat. sejatinya kami bingung juga. tapi biarlah nanda mencoba sampai sejauh mana kemampuannya menyerap ilmu-ilmu yang diberikan di sekolah. (halah ngetes nih maksudna :d)


hari tes tiba. karena tes diadakan pada hari sekolah maka ijin dari sekolah cq wali kelas harus didapat. alhamdulillah sang wali kelas mengijinkan. tiba di tempat tes, ibunya nanda kaget juga karena banyak teman-teman dari sekolahnya yang lama ikutan juga. ah, namanya juga kompetisi terbuka, tak perlu heran sebenarnya. sepulang tes saat ditanyakan bagaimana peluangnya, nanda menjawab bahwa soalnya gak susah-susah amat. wah, peluangnya besar dong.

apa iya? ketika tes dihari kedua ada keanehan lagi. di tempat tes kok ramai seperti ada pembagian blt :d. gak deng. ramainya karena ada para ortu yang kasak-kusuk entah ingin apa (yang pasti sih bukan mau makar). entah ada hubungannya atau tidak, pengumuman kelulusan tes yang awalnya akan diumumkan terbuka malah diubah menjadi lewat amplop untuk masing-masing peserta. wah, kok bisa ya. pertanda tak baik?

ketika hari pengumuman datang, kami ke sekolah tersebut. amplop dibagikan. diterima. dan dibuka hasilnya: nanda tidak lolos tes. nilai-nilai yang didapat menimbulkan tanda tanya besar bagi kami. nanda yang langsung berhubungan dengan soal-soal yang diujikan pun bingung: kok bisa segitu sih. kayaknya soalnya lebih mudah dari try out di sekolah. (oh, ya, tes ini diikuti sebelum uasbn).

sudahlah memang belum rejeki nanda menikmati rsbi. malah kalau dipikir-pikir ada untungnya juga tidak lolos. karena setelah tes tertulis itu ada wawancara dalam bahasa inggris yang waktunya diubah-ubah terus. ini tentu merepotkan karena harus ijin ke sekolah. dan, yang lebih mencengangkan kami adalah berapa nilai (uang) yang ingin diberikan ke sekolah itu untuk menjadi murid rsbi.

kami dengar ada yang menyumbang sepuluh juta serta spp sebesar lima ratus ribu per bulan. ada juga kombinasi tujuh juta dan 500 ribu. atau dua juta dan dua ratus ribu. alhamdulillah. kalau ukurannya adalah uang dan bukan kemampuan intelektual, kami jelas mundur teratur. dengar-dengar, kabar-kabari, cerita-ceritanya, gosipnya, rumornya, rsbi itu menerima siswa-siswi berdasarkan besarnya nilai sumbangan. wallahualam bi shawab.

cerita terkait mengenai sbi bisa diklik di sini.

You Might Also Like

2 komentar

populer...