kejadiannya memang sudah agak lama. berbilang tahun adanya. tapi ini peristiwa nyata yang dikisahkan langsung pelakunya. ceritanya seperti ini: seorang ayah sedang bepergian dengan anak lelakinya (berusia sekitar tiga tahunan) menaiki mobil.

waktu itu suasana lalu lintas jakarta belumlah semeriah seperti sekarang ini. tapi perilaku para pengendaranya tidaklah berbeda alias setali tiga uang. kembali kepada si bapak dan anaknya. karena pergi berdua dengan anaknya, si bapak menyetir dengan sopan. tiba-tiba saja sebuah mobil dengan kecepatan cukup tinggi memotong jalan mobil si bapak. refleks. tanpa sadar. si bapak setengah teriak berkata: "dasar monyet. maen libas aja."

dan, sang anak merekam semua kejadian itu.

kali berikut bapak dan anak ini kembali bepergian bersama. kejadian serupa tapi tak samapun terulang kembali. si bapak yang sopan berkendara ini lagi-lagi disalip. namun kali ini, si bapak tak perlu repot-repot meneriakkan nama salah satu penghuni kebun binatang ragunan itu. sang anak dengan keluguan seorang bocah berkata: "pa, pa, ada monyet lewat ya pa."

si bapak tentu saja bersemu merah mukanya. antara marah dan malu bercampur baur menjadi satu. di benak si bapak pasti tak pernah terlintas kalau anaknya akan menjadi 'copy cat' perilakunya. pikirnya, barangkali, ah anak masih kecil kok.

inilah yang sering didengar. cuma anak kecil kok. anak masih bau kencur kok. padahal kecil atau besar sama saja. ia adalah mahluk ciptaan allah paling sempurna. ia lahir dengan fitrahnya masing-masing. kemampuannya merekam apa yang dilakukan si bapak adalah bukti ia memang sempurna. ia belajar setapak demi setapak.

menirukan adalah salah satu pelajaran baginya. kalau terus-terusan diberikan contoh yang model si bapak, tentu harddisk benaknya isinya ya seperti itu. kalau sudah begini apakah akan diformat ulang?