berat...

5:40 PM

suatu siang di kantor saya. obrolan rekan-rekan yang menunggu waktu berbuka. (padahal masih siang lho. dari pagi juga nunggu beduk magrib kan. :d)

“nggak kerasa ya, udah hari ke-14,” celetuk teman kantor.

“tinggal limabelas hari lagi dong,” kata yang satu lagi.

“uh, tinggal, masih limabelas hari lagi, ini lebih pas,” sambar teman lain agak kesal.

“sabar dong,” ujar teman satu lagi menenangkan dengan gaya uztad.

tadi siang ba’da dhuhur, saya dan teman-teman lain yang sedang menunaikan ibadah puasa mendapatkan siraman rohani. uztadnya bukan pesohor macam da’i yang sering muncul di televisi. ini uztad kampung karena memang tinggalnya di kampung. mestinya kegiatan ‘dadakan’ ini sudah dimulai minggu lalu, namun karena sesuatu dan lain hal terpaksa ditunda. tapi, alhamdulillah, bolehlah ini disebut berkahnya ramadhan.

‘siraman’ berjalan santai saja. pak uztad membahas soal bulan puasa. bagaimana kita menghadapinya. dan lain sebagainya. ada satu yang menarik perhatian saya. kata beliau: “puasa itu berat.” saya lihat teman-teman hanya senyum-senyum. entah apa maknanya.

puasa itu menahan lapar dan haus. karenanya bagi saya puasa itu lapar dan haus. benar kan seperti ini adanya? kalau ada yang bilang, ah masak sih lapar kan udah adaptasi fisiknya. dari segi fisik boleh jadi kita sudah beradaptasi. tapi mental. sudahkah ia ikut berpuasa?

sudahkah sabar menyatu dengan jiwa kita? sabar adalah taat dengan aturan puasa. (kalau tidak taat ngapain juga malem-malem dingin-dingin makan sahur ?) bukan cuma mulut yang tidak kemasukan makanan. terus, sudah ikhlaskah kita menjalaninya? dan, masih banyak lagi yang lainnya.

berat? bukankah kita tidak pernah mendapatkan sesuatu dari allah swt yang melebihi kemampuan kita? bukankah…

You Might Also Like

3 komentar

populer...