jumatan...

6:05 PM

terik mentari begitu terasa hari ini. bahkan saat jarum jam masih menunjuk di pukul tujuh, panasnya terasa menyengat pori-pori kulit. diimbuh dengan kemacetan yang lumayan parah, semakin lengkaplah puasa hari ini. namun, barangkali, ini adalah cobaan untuk menguji sampai dimana kesabaran diri dapat bertahan. cobaan?

sepertinya mudah sekali kita (lebih tepatnya saya pribadi :d) memberikan label kepada sebuah kesulitan sebagai cobaan. sedikit saja mendapatkan kesulitan, langsung dikatakan cobaan. ketika mendapatkan kesenangan, lupalah diri. padahal, baik kesenangan maupun kesulitan, dua-duanya adalah cobaan juga. tapi, pasti, orang lebih suka diberikan kesenangan daripada kesulitan.

mari lupakan sejenak soal cobaan... kita kembali ke keadaan nyata. waktu sholat jumat tiba, matahari semakin meninggi. panasnya semakin membakar. kipas yang berputar-putar mengeluarkan angin tak mampu mengusir rasa panas. malahan angin semilir dari luar yang mendinginkan ruangan.
jamaah terus mengalir memasuki ruang bawah dan atas. entah karena bulan ramadhan, mesjid penuh sesak. yang datang belakangan bolehlah mendengarkan khotbah sambil berdiri.

sebelum khotib naik mimbar, di jumatan yang pertama kali di bulan ramadhan ini, walikota jakarta selatan yang berkotbah. bicara seputar masalah wilayahnya. waktu dhuhur pun masuk, imam merangkap khotib menggantikan pak wali. tema khotbahnya yang berhubungan dengan bulan ramadhan. singkat saja. tapi tetap saja saya terkantuk-kantuk. alhamdulillah saya tidak duduk dekat tiang atau bersandar di dinding. kalau tidak tidur siang enak sekali. :d.

ada yang tidak biasa di sholat jumatan hari ini. biasanya selesai imam mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, jamaah seperti berebutan untuk keluar dari mesjid. namun, tadi siang, mereka duduk bersila dengan manis dan diam hingga doa-doa selesai dipanjatkan.

apakah harus menunggu saat ramadhan tiba untuk berlaku demikian?
atau hanya di bulan ramadhan harus berlaku demikian?
atau...

You Might Also Like

5 komentar

populer...