tongseng...

3:49 PM

ada seorang rekan kerja se kantor yang punya hobi saat tiba di kantor langsung bertanya: “makan apa nih kita hari ini?” pagi-pagi kok yang diurusin soal makanan, sungut teman lain tapi dalam nuansa canda. si teman yang berhobi itu juga cuek saja dan malah melanjutkan tanyanya: “gimana kalo hari ini kita makan tongseng?” tak ada yang meng-iya-kan. tak pula yang me-nidak-an. semua lupa...

hari ini, saya datang terlambat. entah ada angin dari jurusan mana, ia menghampiri saya dan memberikan sebungkus coklat. “terima kasih,” ujarku dan terus menyambung: “entar makan tongseng yuk,” setengah bercanda separuh serius. soalnya dia berikrar (setengah hati) sebulan ini tidak mau makan tongseng. aneka ‘kompor’ pun ikut memanas-manasi si teman, “ayolah, cuma hari ini kok.” padahal kemarin-kemarin, dalam satu minggu menu makan siangnya ya tongseng.

waktu rehat tiba tapi cuaca agak mendung. ada yang usul untuk membawa payung. tapi, barisan para lelaki itu malah ngakak mendengarnya. total ada enam orang yang melenggang menuju tukang tongseng. tukang? bener tukang, yang juga menjual gule dan nasi goreng. bukan resto atau warung. lokasinya di pinggir jalan raya. tanpa tenda. tidak juga meja. yang disediakan kursi plastik di atas trotoar. sambil makan bebas menghirup udara segar plus asap knalpot serta debu. dan, saling lihat-lihatan dengan para pejalan kaki.

soal rasa dengan harga enam ribu lima ratus rupiah per porsi sudah termasuk nasi putih (plus nambah kalo mau) boleh dikategorikan enak. rasanya pun tidak berubah-ubah. takaran bumbunya selalu pas. mau diundang untuk ‘gubukan’ pesta juga bisa. sambil menunggu pesanan, mendung makin menggelayut. tak lama ‘si hobi’ datang bergabung. kami pun beramai-ramai mengolok-oloknya. jelas kan kenapa saya menyebut dia berikrar setengah hati.

gerimis mulai jatuh satu per satu. makin lama makin deras juga. akhirnya hujan tumpah. tongseng belum lagi siap. untungnya, alhamdulillah, si abang membawa terpal plastik. jadilah tujuh manusia laki-laki berhimpitan agar tak kena tampias hujan. pakai acara bocor juga sih, tapi tak apalah. perut kenyang hati pun senang. usai bersantap berhenti pula sang hujan. alhamdulillah kami tak perlu menyewa ojek payung untuk kembali ke kantor. memangnya ada? nggak sih, tapi minta tolong office boy untuk membawakan kami payung. inilah enaknya punya kantor dekat dengan ‘pusat jajan’ yang murah meriah. bergizi? insya allah, amin.

You Might Also Like

0 komentar

populer...