mulanya biasa saja
kita saling bercanda...
masih ingat penggalan lagu ini? yang pada masanya merupakan top hit yang penghuni tangga lagu terbaik pop indonesia. penyanyinya adalah meriam belina. kalaupun tidak ingat tak mengapalah.
begitulah awalnya. bagaikan bara api yang kecil. ditetesi minyak tanah sedikit demi sedikit. setiap hari. niscaya api semakin membesar dan membesar. dan, bukan tidak mungkin ia akan membakar para penyiramnya.
begitulah gambaran akan sebuah hubungan tidak legal antara sepasang manusia berlawanan jenis, yang biasa disebut perselingkuhan. mulanya hanya sekadar bicara basa-basi. saling menanyakan kabar. lalu makan bersama. jalan bareng. saling curhat alias mencurahkan isi hati.
entah apa yang dicari pasangan ini. yang mereka lakukan jelas merupakan sebuah kesalahan, dilihat dari sudut manapun. mereka pun melakukannya dengan sadar. mereka juga tahu akan akibatnya. tapi mereka tetap melakukannya.
mereka ingkari semua yang mereka ucapkan saat menyepakati untuk hidup-semati dalam senang maupun susah. mereka goreskan sebaris sayatan di relung jiwa yang bersih. bahkan di kening sendiri mereka berikan label.
duhai kawan. wahai teman. kapankah pintu tobat kau masuki?
kita saling bercanda...
masih ingat penggalan lagu ini? yang pada masanya merupakan top hit yang penghuni tangga lagu terbaik pop indonesia. penyanyinya adalah meriam belina. kalaupun tidak ingat tak mengapalah.
begitulah awalnya. bagaikan bara api yang kecil. ditetesi minyak tanah sedikit demi sedikit. setiap hari. niscaya api semakin membesar dan membesar. dan, bukan tidak mungkin ia akan membakar para penyiramnya.
begitulah gambaran akan sebuah hubungan tidak legal antara sepasang manusia berlawanan jenis, yang biasa disebut perselingkuhan. mulanya hanya sekadar bicara basa-basi. saling menanyakan kabar. lalu makan bersama. jalan bareng. saling curhat alias mencurahkan isi hati.
entah apa yang dicari pasangan ini. yang mereka lakukan jelas merupakan sebuah kesalahan, dilihat dari sudut manapun. mereka pun melakukannya dengan sadar. mereka juga tahu akan akibatnya. tapi mereka tetap melakukannya.
mereka ingkari semua yang mereka ucapkan saat menyepakati untuk hidup-semati dalam senang maupun susah. mereka goreskan sebaris sayatan di relung jiwa yang bersih. bahkan di kening sendiri mereka berikan label.
duhai kawan. wahai teman. kapankah pintu tobat kau masuki?